Kamis, 13 Oktober 2016

TOTAL QUALITY MANAGEMENTNTEKS PENDIDIKAN (TQM) DALAM KO

TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM KONTEKS PENDIDIKAN






Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu (TQM)
Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Semester 7 Kelompok 4
DISUSUN OLEH KELOMPOK  III
Danial
NIM: 02133206
Hasniar
NIM: 02133087
Sitti Asni
NIM: 02133084
Nursyakiana
NIM: 02133088
Ilmi Sawianti
NIM: 02133086
Yusnali Yusuf
NIM: 02133083


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
WATAMPONE
2016


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
TQM atau Total Quality Management (manajemen kualitas menyeluruh) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat."[1] Dalam bidang pendidikan Islam, khususnya pada konteks Indonesia, penggunaan TQM memang terlihat belum familiar dan masih jarang yang menerapkan konsep tersebut.
Peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri sebuah keniscayaan yang harus dilakukan di dunia pendidikan. suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah mengeluarkan Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang memberikan kewenangan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah sehingga dapat membawa perubahan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada bab IV pasal II ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.    
Seiring dengan majunya pengetahuan dan teknologi maka kehidupan sosial budaya, sosial ekonomi semakin tidak dapat dibatasi oleh ruang maupun waktu. Karena apapun juga kehidupan masyarakat kita tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat internasional, yang menuntut adanya sumber daya manusia yang semakin tinggi.
Perhatian terhadap mutu amatlah penting. Dalam dunia pendidikan, persoalan mutu bukan saja  menyangkut input, proses, dan output, tapi juga outcomeInput pendidikan yang bermutu adalah pendidik, karyawan, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana serta aspek penyelenggaraan pendidikan lainnya. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran dan  penyelenggaraan pendidikan. Output yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Dan Outcome bermutu adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat memberikan batasan masalah dalam pembahasan makalah ini, yaitu:
1.      Apa definisi dan tujuan Total Quality Management dalam pendidikan ?
2.      Bagaimana konsep Total Quality Management dalam pendidikan ?
C.    Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian dan tujuan Total Quality Management dalam pendidikan.
2.      Untuk mengetahui konsep Total Quality Management dalam pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian dan Tujuan TQM dalam pendidiakan
Total Quality Management (TQM) berasal dari kata "Total" yang berarti keseluruhan atau terpadu, "Quality" yang berarti kualitas, dan "Management" yang telah disamakan dengan manajemen dalam Bahasa Indonesia yang berarti pengelolaan.
Dalam pengertian mengenai TQM, penekanan utama adalah pada kualitas yang didefinisikan dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak awal dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
TQM juga dapat diartikan sebagai strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat. "Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Tujuan utama TQM dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu. Serta mengorientasikan sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan keperluan pelanggan.
TQM juga merupakan suatu filosofi suatu peningkatan yang berkelanjutan, yang dapat dijadikan alat praktis oleh lembaga pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan serta harapan pelanggan sekarang dan di masa yang akan datang. Dalam kaitan ini, seluruh bagian dan sistem lembaga harus saling mendukung dan saling melengkapi. Keberhasilan unit-unit tersebut mempengaruhi keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
B.     Konsep Total Quality Management (TQM) dalam Pendidikan
Keberhasilan penerapan TQM dalam dunia usaha atau industri telah dijadikan inspirasi bagi perbaikan kualitas di sektor atau bidang lainnya, termasuk bidang pendidikan. Adopsi TQM di sektor industri, tidak jauh berbeda dengan apa yang diterapkan di bidang pendidikan. TQM masuk dalam bidang pendidikan sekitar tahun 1980. Awal mulanya TQM dilaksanakan di perguruan tinggi, dan mulai mengalami perkembangan sekitar tahun 1990 di negara Inggris dan Amerika. Menurut Sallis (2006:73), TQM dalam pendidikan adalah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan masa yang akan datang.
Serupa dengan Sallis, Syafaruddin (2002:36) berpendapat bahwa manajemen mutu pendidikan merupakan aplikasi konsep manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui pengembangan pembelajaran berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai dengan harapan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.
Lebih lanjut, Schargel menegaskan bahwa “total quality education is a process which involves focusing on meeting and exceeding customer expectations, continuous improvement, sharing responsibilities with employees, and reducing scrap and rework” (Syafaruddin, 2002:36). Mutu terpadu dalam pendidikan dipahami sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali (ulang).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikaji, bahwa TQM dalam bidang pendidikan haruslah mengutamakan pemenuhan kebutuhan pelanggan pendidikan dengan cara mengadakan perbaikan secara berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik yang ada dalam lembaga pendidikan, terutama bidang kurikulum yang terkait dengan kegiatan belajar-mengajar bagi siswa, dengan melibatkan seluruh unsur pimpinan dan staf yang ada dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah.
Hoy, melalui karyanya yang berjudul improving quality in education menyatakan bahwa mutu pendidikan adalah suatu evaluasi terhadap proses pendidikan dengan harapan tinggi untuk dicapai dan mengembangkan bakat-bakat para pelanggan pendidikan dalam proses pendidikan. Mutu adalah hal yang esensial sebagai bagian dalam proses pendidikan. Sebagai sebuah yang esensial, maka manajemen mutu terpadu dalam pendidikan haruslah menempatkan pelanggan dan produk. Oliver berpendapat, agar dalam bidang pendidikan tercapai kebutuhan pelanggan hari ini dan mendatang, maka diperlukan pengembangan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar yang diteliti.
Untuk mengembangkan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar, maka lembaga pendidikan (sekolahwajib melakukan survei tentang apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan. Pelanggan disini mengacu pada peserta didik, tenaga pendidik atau guru, staf sekolah, serta survei kebutuhan pengguna lulusan sekolah. Setelah ini ditemukan, maka selanjutnya sekolah dapat menetapkan seperangkat rencana pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kepada siswa dalam proses belajar-mengajar.
Konsep TQM dalam pendidikan dapat diterapkan dengan menggunakan 5 pilar TQM menurut Arcara (1994):
1.      Berfokus pada costumer
2.      Keterlibatan secara total
3.      Melakukan pengukuran
4.      Komitmen pada perubahan
5.      Perubahan berkelanjutan
Pilar-pilar tersebut dibangun atas keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pegangan dalam pendidikan. Keyakinan nilai-nilai tersebut sejalan dengan visi dan misi pendidikan (sekolah), tujuan jangka panjang dan pendek, serta kriteria keberhasilan yang kritis.
Sedangkan menurut Crech mengemukakan bahwa terdapat lima pilar penting bagi keberhasilan TQM dalam pendidikan yang meliputi organisasi, kepemimpinan, komitmen, proses dan produk. Dalam penjelasannya Crech menghubungkan pilar-pilar tersebut sebagai berikut: produk adalah titik sentral untuk tercapainya tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak akan dihasilkan tanpa pengendalian mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak akan terjamin tanpa organisasi yang tepat dan efektif. Organisasi yang tepat dan efektif tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen dari semua komponen organisasi, dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua komponen lainnya. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain dan jika salah satu lemah dengan sendirinya pilar yang lainnya juga akan lemah.
Dengan demikian TQM dalam pendidikan berkaitan dengan adanya penciptaan budaya kualitas dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama melalui pelibatan seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta perbaikan secara terus menerus, demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang mampu bersaing dan tetap bertahan dalam era perkembangan zaman.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1.      TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.
2.      Tujuan utama TQM dalam bidang pendidikan adalah meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu. Serta mengorientasikan sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa berproduksi lebih baik,
3.      Konsep TQM dalam pendidikan dapat diterapkan dengan menggunakan 5 pilar TQM menurut Arcara (1994), yaitu berfokus pada costumer, keterlibatan secara total, melakukan pengukuran, komitmen pada perubahan, dan perubahan berkelanjutan. Dengan demikian TQM dalam pendidikan berkaitan dengan adanya penciptaan budaya kualitas dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama melalui pelibatan seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta perbaikan secara terus menerus, demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang mampu bersaing dan tetap bertahan dalam era perkembangan zaman
B.     Saran
Setelah membaca penjelasan dari makalah ini, penulis menyarankan agar tidak hanya berfokus menjadikan referensi pada makalah ini, tetapi juga mencari literatur-literatur lain yang berkaitan dengan Total Quality Management khususnya di bidang pendidikan,  karena penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan di dalamnya.



DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen kualitas_total
Mulyasa, E.. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003
Riyadi, Ahmad Ali dan Fahrurrozi. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (TQM in Education). Jogjakarta: IRCiSoD, 2010

Supardi. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar