Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Mutu Terpadu (TQM)
Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam
Semester 7 Kelompok 4
DISUSUN OLEH KELOMPOK III
Danial
NIM:
02133206
Hasniar
NIM:
02133087
Sitti
Asni
NIM:
02133084
Nursyakiana
NIM:
02133088
Ilmi
Sawianti
NIM:
02133086
Yusnali
Yusuf
NIM:
02133083
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
WATAMPONE
2016
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
TQM atau Total Quality Management (manajemen
kualitas menyeluruh) adalah strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan
kesadaran kualitas pada semua proses dalam organisasi. Sesuai dengan definisi
dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi
yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan
bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta
memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta
masyarakat."[1] Dalam bidang pendidikan Islam, khususnya pada konteks
Indonesia, penggunaan TQM memang terlihat belum familiar dan masih jarang yang
menerapkan konsep tersebut.
Peningkatan kualitas
pendidikan itu sendiri sebuah keniscayaan yang harus dilakukan di dunia
pendidikan. suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan
kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah mengeluarkan
Undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah yang memberikan
kewenangan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah sehingga dapat
membawa perubahan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan. Sejalan
dengan hal tersebut, Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pada bab IV pasal II ayat 2 menyatakan bahwa pemerintah dan
pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa
diskriminasi.
Seiring dengan majunya pengetahuan
dan teknologi maka kehidupan sosial budaya, sosial ekonomi semakin tidak dapat
dibatasi oleh ruang maupun waktu. Karena apapun juga kehidupan masyarakat kita
tidak dapat terlepas dari kehidupan masyarakat internasional, yang menuntut
adanya sumber daya manusia yang semakin tinggi.
Perhatian terhadap mutu amatlah
penting. Dalam dunia pendidikan, persoalan mutu bukan
saja menyangkut input, proses, dan output,
tapi juga outcome. Input pendidikan yang bermutu adalah pendidik,
karyawan, peserta didik, kurikulum, sarana dan prasarana serta aspek
penyelenggaraan pendidikan lainnya. Proses pendidikan yang bermutu adalah
proses pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan. Output yang
bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan. Dan Outcome bermutu
adalah lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis dapat memberikan batasan masalah dalam
pembahasan makalah ini, yaitu:
1.
Apa
definisi dan tujuan Total Quality Management dalam pendidikan ?
2.
Bagaimana
konsep Total Quality Management dalam pendidikan ?
C.
Tujuan Masalah
Dari rumusan
masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian dan tujuan Total Quality Management dalam
pendidikan.
2.
Untuk
mengetahui konsep Total Quality Management dalam pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Tujuan TQM dalam pendidiakan
Total Quality Management (TQM) berasal dari kata "Total" yang berarti keseluruhan
atau terpadu, "Quality" yang berarti kualitas, dan "Management" yang telah disamakan
dengan manajemen dalam Bahasa Indonesia yang berarti pengelolaan.
Dalam pengertian mengenai TQM, penekanan utama adalah pada
kualitas yang didefinisikan dengan mengerjakan segala sesuatu dengan baik sejak
awal dengan tujuan untuk memenuhi kepuasan pelanggan.
TQM juga dapat diartikan sebagai strategi manajemen yang ditujukan untuk menanamkan
kesadaran kualitas pada semua proses
dalam organisasi. Sesuai dengan definisi dari ISO, TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu
organisasi yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua
anggotanya dan bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan
pelanggan serta memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta
masyarakat. "Filosofi dasar dari TQM adalah "sebagai efek dari
kepuasan konsumen, sebuah organisasi dapat mengalami kesuksesan."
Tujuan utama TQM dalam bidang pendidikan adalah
meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu.
Serta mengorientasikan sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan
proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa
berproduksi lebih baik, pelayanan yang lebih efektif yang memenuhi kebutuhan,
keinginan dan keperluan pelanggan.
TQM juga merupakan suatu filosofi suatu peningkatan
yang berkelanjutan, yang dapat dijadikan alat praktis oleh lembaga pendidikan
dalam memenuhi kebutuhan, keinginan serta harapan pelanggan sekarang dan di
masa yang akan datang. Dalam kaitan ini, seluruh bagian dan sistem lembaga
harus saling mendukung dan saling melengkapi. Keberhasilan unit-unit tersebut
mempengaruhi keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
B.
Konsep Total Quality
Management (TQM) dalam Pendidikan
Keberhasilan penerapan TQM dalam dunia usaha atau industri telah dijadikan inspirasi bagi perbaikan kualitas di
sektor atau bidang lainnya, termasuk bidang pendidikan. Adopsi TQM di sektor
industri, tidak jauh berbeda dengan apa yang diterapkan di bidang pendidikan.
TQM masuk dalam bidang pendidikan sekitar tahun 1980. Awal mulanya TQM
dilaksanakan di perguruan tinggi, dan mulai mengalami perkembangan sekitar
tahun 1990 di negara Inggris dan Amerika. Menurut Sallis (2006:73), TQM dalam
pendidikan adalah filosofi tentang perbaikan secara terus menerus, yang dapat
memberikan seperangkat alat praktis kepada setiap institusi pendidikan dalam
memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan para pelanggannya, saat ini dan masa
yang akan datang.
Serupa dengan Sallis, Syafaruddin (2002:36)
berpendapat bahwa manajemen mutu pendidikan
merupakan aplikasi konsep manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar
sekolah sebagai organisasi jasa kemanusiaan (pembinaan potensi pelajar) melalui
pengembangan pembelajaran berkualitas, agar melahirkan lulusan yang sesuai
dengan harapan orangtua, masyarakat, dan pelanggan pendidikan lainnya.
Lebih lanjut, Schargel menegaskan bahwa “total quality education is a process which involves focusing on
meeting and exceeding customer expectations, continuous improvement, sharing
responsibilities with employees, and reducing scrap and rework” (Syafaruddin, 2002:36). Mutu terpadu dalam pendidikan dipahami
sebagai suatu proses yang melibatkan pemusatan pada pencapaian kepuasan harapan
pelanggan pendidikan, perbaikan terus menerus, pembagian tanggung jawab dengan
para pegawai, dan pengurangan pekerjaan tersisa dan pengerjaan kembali (ulang).
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat
dikaji, bahwa TQM dalam bidang pendidikan haruslah mengutamakan pemenuhan
kebutuhan pelanggan pendidikan dengan cara mengadakan perbaikan secara
berkesinambungan terhadap seluruh aspek spesifik yang ada dalam lembaga
pendidikan, terutama bidang kurikulum yang terkait dengan kegiatan
belajar-mengajar bagi siswa, dengan melibatkan seluruh unsur pimpinan dan staf
yang ada dalam suatu lingkungan lembaga pendidikan atau sekolah.
Hoy, melalui karyanya yang berjudul improving
quality in education menyatakan bahwa mutu pendidikan adalah suatu evaluasi
terhadap proses pendidikan dengan harapan tinggi untuk dicapai dan
mengembangkan bakat-bakat para pelanggan pendidikan dalam proses pendidikan.
Mutu adalah hal yang esensial sebagai bagian dalam proses pendidikan. Sebagai
sebuah yang esensial, maka manajemen mutu terpadu dalam pendidikan haruslah
menempatkan pelanggan dan produk. Oliver berpendapat, agar dalam bidang
pendidikan tercapai kebutuhan pelanggan hari ini dan mendatang, maka diperlukan
pengembangan kurikulum secara terus menerus berdasarkan suara hati dari pasar
yang diteliti.
Untuk mengembangkan kurikulum secara terus
menerus berdasarkan suara hati dari pasar, maka lembaga pendidikan (sekolah) wajib melakukan survei tentang
apa yang dibutuhkan oleh para pelanggan. Pelanggan disini mengacu pada peserta
didik, tenaga pendidik atau guru, staf sekolah, serta
survei kebutuhan pengguna lulusan sekolah. Setelah
ini ditemukan, maka selanjutnya sekolah dapat menetapkan seperangkat rencana
pengembangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan pasar kepada siswa dalam proses
belajar-mengajar.
Konsep TQM dalam pendidikan dapat diterapkan
dengan menggunakan 5 pilar TQM menurut Arcara (1994):
1.
Berfokus pada costumer
2.
Keterlibatan secara total
3.
Melakukan pengukuran
4.
Komitmen pada perubahan
5.
Perubahan berkelanjutan
Pilar-pilar
tersebut dibangun atas keyakinan dan nilai-nilai yang menjadi pegangan dalam
pendidikan. Keyakinan nilai-nilai tersebut sejalan dengan visi dan misi
pendidikan (sekolah), tujuan jangka panjang dan pendek, serta kriteria
keberhasilan yang kritis.
Sedangkan
menurut Crech mengemukakan bahwa terdapat lima pilar penting bagi keberhasilan
TQM dalam pendidikan yang meliputi organisasi, kepemimpinan, komitmen, proses
dan produk. Dalam penjelasannya Crech menghubungkan pilar-pilar tersebut
sebagai berikut: produk adalah titik sentral untuk tercapainya tujuan dan
pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak akan dihasilkan tanpa
pengendalian mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak akan terjamin
tanpa organisasi yang tepat dan efektif. Organisasi yang tepat dan efektif
tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen dari semua komponen
organisasi, dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua komponen
lainnya. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain dan jika salah
satu lemah dengan sendirinya pilar yang lainnya juga akan lemah.
Dengan
demikian TQM dalam pendidikan berkaitan dengan adanya penciptaan budaya
kualitas dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama melalui pelibatan
seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta perbaikan secara terus
menerus, demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang mampu
bersaing dan tetap bertahan dalam era perkembangan zaman.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1.
TQM adalah "suatu pendekatan manajemen untuk suatu organisasi
yang terpusat pada kualitas, berdasarkan partisipasi semua anggotanya dan
bertujuan untuk kesuksesan jangka panjang melalui kepuasan pelanggan serta
memberi keuntungan untuk semua anggota dalam organisasi serta masyarakat.
2.
Tujuan utama TQM dalam bidang pendidikan adalah
meningkatkan mutu pendidikan secara berkelanjutan, terus menerus, dan terpadu.
Serta mengorientasikan sistem manajemen, perilaku staf, fokus organisasi dan
proses-proses pengadaan pelayanan sehingga lembaga penyedia pelayanan bisa
berproduksi lebih baik,
3.
Konsep TQM dalam pendidikan dapat diterapkan dengan
menggunakan 5 pilar TQM menurut Arcara (1994), yaitu berfokus pada costumer, keterlibatan
secara total, melakukan pengukuran, komitmen pada perubahan, dan perubahan
berkelanjutan. Dengan demikian TQM dalam pendidikan berkaitan dengan adanya
penciptaan budaya kualitas dengan menempatkan pelanggan sebagai fokus utama
melalui pelibatan seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta perbaikan
secara terus menerus, demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang
mampu bersaing dan tetap bertahan dalam era perkembangan zaman
B.
Saran
Setelah
membaca penjelasan dari makalah ini, penulis menyarankan agar tidak hanya
berfokus menjadikan referensi pada makalah ini, tetapi juga mencari
literatur-literatur lain yang berkaitan dengan Total Quality Management
khususnya di bidang pendidikan, karena
penulis menyadari bahwa masih terdapat berbagai kekurangan di dalamnya.
DAFTAR
PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Manajemen
kualitas_total
Mulyasa, E.. Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003
Riyadi, Ahmad
Ali dan Fahrurrozi. Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan (TQM in Education).
Jogjakarta: IRCiSoD, 2010
Supardi. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Cet.
II; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar