SUPERVISI KLINIS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan
Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam
Semester 7 Kelompok 4
DISUSUN OLEH KELOMPOK I
Danial
NIM: 02133206
Sartini
NIM: 02133203
Nurpaidah
NIM: 02133092
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
WATAMPONE
2016
KATA PENGANTAR
بِسْمِ
اللهِ الّرحْمنِ الّرحِيْمِ
اَلسَلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ
Alhamdulillahi
Rabbil Alamin, puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah swt. Karena atas berkat limpahan rahmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Dan tak lupa pula kita kirimkan shalawat
serta salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabatnya, karena atas jasa-jasa beliaulah sehingga kita dapat membedakan yang
mana yang haq dan
mana yang bathil.
Terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing kami dalam penyusunan
makalah
ini, dan juga kepada teman-teman yang berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini karena dengan berkat kerja samanya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai apa yang diharapkan.
Manusia pasti memiliki kekurangan seperti halnya
dalam pembuatan tugas ini pun kami banyak sekali kekurangan. Untuk itu, kami
selalu mengharap kritik dan saran dari pembaca guna kemajuan bersama.
Akhir kata dari penulis mengucapkan banyak terima kasih.
وَلسَلاَمُ
عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C. Tujuan Masalah............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ciri-Ciri Supervisi Klinis..................................................... 3
B. Tahap/Langkah-Langkah Pelaksanaan Supervisi Klinis.............................. 6
C. Tips dan Trik dalam Melaksanakan Supervisi Klinis................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 12
B. Saran............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 13
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada
dasarnya, supervisi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses
administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas
kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama
pendidikan. Supervisi merupakan salah satu faktor penting sebagai upaya
meningkatkan kualitas pendidikan melalui kegiatan yang dilakukan oleh
supervisor pendidikan dalam hal ini pengawas pendidikan pada satuan pendidikan
formal.
Keberhasilan
pendidikan tidak terlepas dari peranan supervisor di bidang pendidikan yang
berupaya menemukan masalah-masalah pendidikan dan selalu memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terjadi. Dengan demikian, supervisi pendidikan
bermaksud meningkatkan kemampuan profesional dan teknis bagi guru, kepala
sekolah, dan personel sekolah lainnya agar proses pendidikan di sekolah lebih
berkualitas.
Kegiatan
utama pendidikan di sekolah dalam rangka mewujudkan tujuannya adalah kegiatan
pembelajaran, sehingga seluruh aktivitas organisasi sekolah bermuara pada
pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, salah satu
tugas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mensupervisi pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.
Dalam
melaksanakan kegiatan supervisi, kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian
juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan
tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
Pengawasan
dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikannya
khususnya guru, disebut supervisi klinis, yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui
pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu, dalam makalah ini penulis akan menguraikan tentang supervisi
klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan
profesional guru.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini
adalah:
1.
Apa pengertian
dan ciri-ciri supervisi klinis ?
2.
Bagaimana
tahap/langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis ?
3.
Bagaimana tips
dan trik dalam pelaksanaan supervisi klinis ?
C.
Tujuan
Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari permasalahan dalam
makalah ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui pengertian dan ciri-ciri supervisi klinis.
2.
Untuk
mengetahui tahap/langkah-langkah pelaksanaan supervisi klinis.
3.
Untuk
mengetahui tips dan trik dalam pelaksanaan supervisi klinis.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dan Ciri-Ciri Supervisi Klinis
1.
Pengertian
Supervisi Klinis
Supervisi
klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan secara sistematis kepada
guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan dengan tujuan untuk membina
keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu dilakukan dengan cara yang memungkinkan
guru menemukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki kekurangannya sendiri (dalam
suatu pengakuan yang jujur dan tulus).
Lebih
lanjut dikemukakan oleh R.Weller Supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang
difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui suatu siklus yang
sistematik dalam perencanaan, pengamatan serta analisis yang intensif dan
cermat tentang penampilan yang mengajar nyata, serta bertujuan mengadakan
perubahan dengan cara yang rasional. K.A. Acheson & M.D. Gall (1980)
mengemukakan bahwa supervisi klinis adalah proses membantu guru memperkecil
ketidaksesuaian atau kesenjangan tingkah laku mengajar yang nyata dengan
tingkah laku yang ideal.
Dari
kedua pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah
suatu proses kepemimpinan dalam pendidikan yang bertujuan membantu pengembangan
profesional guru khususnya dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan
analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan
tingkah laku mengajar tersebut.
Supervisi
klinis bertujuan untuk memperbaiki perilaku guru-guru dalam proses belajar
mengajar, terutama yang kronis, secara aspek demi aspek yang intensif, sehingga
mereka dapat mengajar dengan baik. Ini berarti perilaku yang tidak kronis bisa
diperbaiki dengan teknik supervisi yang lain.
Supervisi
klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Dikatakan supervisi klinis
karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau
kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar, dan kemudian secara
langsung pula diusahakan bagaimana cara memperbaiki kelemahan atau kekurangan
tersebut. Ibarat seorang dokter yang akan mengobati pasiennya, mula-mula dicari
dulu sebab dan jenis penyakitnya dengan jalan menanyakan kepada pasien apa yang
dirasakannya, di bagian mana dan bagaimana rasanya. Setelah diketahui dengan
jelas apa penyakitnya, maka diberikan saran atau pendapat tentang bagaimana sebaiknya
agar penyakit itu tidak semakin parah, dan pada waktu itu juga dokter
memberikan resep obatnya.
Di
dalam supervisi klinis cara “memberikan obatnya” dilakukan setelah supervisor
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap cara guru mengajar dengan
mengadakan “diskusi balikan” antara supervisor dan guru yang bersangkutan. Yang
dimaksud dengan “diskusi balikan” adalah diskusi yang dilakukan segera setelah
guru selesai mengajar, dan bertujuan untuk memperoleh balikan tentang kebaikan
maupun kelemahan yang terdapat selama guru mengajar serta bagaimana usaha untuk
memperbaikinya.
2.
Ciri-Ciri
Supervisi Klinis
Adapun
ciri-ciri atau karakteristik dari supervisi klinis yang membedakan dengan
supervisi lainnya, yaitu sebagai berikut:
a.
Pada dasarnya
supervisor dan guru sederajat dan saling membantu dalam meningkatkan kemampuan
dan sikap keprofesionalannya.
b.
Fokus supervisi
klinis adalah pada perbaikan cara mengajar bukan mengubah kepribadian guru.
c.
Balikan
supervisi klinis didasarkan atas bukti pengamatan dan bukan atas keputusan
penilaian yang tidak di dukung oleh bukti nyata.
d.
Bersifat
konstruktif dan memberi penguatan pada pola-pola dan tingkah laku yang berhasil
daripada mencela dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum berhasil.
e.
Tahapan
supervisi klinis merupakan kontinuitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa
lampau.
f.
Supervisi
klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima yang dinamis dimana
supervisor dan guru merupakan teman sejawat di dalam mencari pengertian bersama
dalam proses pendidikan.
g.
Tiap guru
mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok
persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya
mengajarnya.
h.
Supervisor
mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi
cara melakukan supervisi sebagaimana cara menganalisis cara mengajar guru.
i.
Guru mempunyai
prakarsa dan tanggung jawab dalam meningkatkan kompetensi pedagogik yaitu
kemampuan mengelola pembelajaran.
j.
Supervisor dan
guru bersifat terbuka dalam mengemukakan pendapat dan dilandasi saling
menghargai kedudukan masing-masing dan secara bersinergi untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran guru.
B.
Tahapan/Langkah-Langkah
Pelaksanaan Supervisi Klinis
Sebagaimana
lazimnya pelaksanaan supervisi
pengajaran tidak terlepas dari prosedur dan tahapan dalam
pelaksanaannya. Demikian pula kegiatan supervisi klinis, dilaksanakan dengan
tahapan yang sistematis.
Pada dasarnya
para ahli mempunyai prinsip yang sama, bahwa supervisi klinis berlangsung dalam
suatu proses yang berbentuk siklus dengan tiga tahap yaitu (1) pertemuan awal,
(2) tahap observasi kelas, (3) tahap pertemuan balikan/evaluasi.
1.
Tahap pertemuan
awal
Pada tahap
pertemuan awal merupakan pembuatan kerangka kerja, karena itu perlu diciptakan
suasana akrab dan terbuka antara supervisor dengan guru, sehingga guru merasa
percaya diri dan memahami tujuan diadakan pendekatan klinis.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini antara lain:
a.
Menciptakan suasana persahabatan
dan keterbukaan antara supervisi dan guru.
b.
Membicarakan rancangan yang telah
dibuat oleh guru yang meliputi penentuan kompetensi dasar, indikator, tujuan
pembelajaran, materi pokok, metode pembelajaran, media/alat, dan evaluasi.
c.
Mengidentifikasi jenis-jenis
kompetensi dasar beserta indikator-indikator yang akan dicapai oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran.
d.
Mengembangkan instrumen observasi
yang akan digunakan untuk merekam data kinerja guru.
e.
Mendiskusikan instrument
observasi, selanjutnya supervisor dan guru membuat kesepakatan tentang data
yang akan dikumpulkan dan sekaligus akan menjadi catatan penting pada
tahap-tahap selanjutnya.
Pertemuan awal
menjadi penentu tahap berikutnya, karena tahap pra observasi menyepakati
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan pelaksanaan observasi di kelas yang
melibatkan supervisor sebagai observer.
2.
Tahap observasi
kelas
Pada tahap ini,
guru melakukan kegiatan pembelajaran sesuai pedoman dan prosedur yang telah
disepakati pada saat pertemuan awal. Selanjutnya supervisor melakukan observasi
berdasarkan instrument yang telah dibuat dan disepakati dengan guru.
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah:
a.
Supervisor bersama guru memasuki
ruang kelas tempat proses pembelajaran akan berlangsung.
b.
Guru menjelaskan kepada siswa
tentang maksud kedatangan supervisor dan ruang kelas.
c.
Guru mempersilahkan supervisor
untuk menempati tempat duduk yang telah disediakan.
d.
Guru mulai melaksanakan kegiatan
mengacu pada pedoman dan prosedur yang telah disepakati pada saat pertemuan
awal dengan supervisor.
e.
Supervisor mengobservasi
penampilan guru berdasarkan format observasi yang telah disepakati.
f.
Setelah guru selesai melaksanakan
seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran, bersama-sama dengan supervisor
meninggalkan ruang kelas dan pindah ke ruang atau rang pembinaan.
Pertemuan
setelah observasi berlangsung, supervisor menggunakan informasi yang
dikumpulkan untuk membantu guru dalam menganalisis pelajaran. Pertemuan setelah
observasi lebih memfokuskan permasalahan yang sebelumnya sudah disetujui
bersama dan tidak menyimpang dari kesepakatan pertemuan awal. Dengan kata lain,
pembahasan ataupun diskusi berlangsung dengan suasana keterbukaan dan saling
menghargai.
3.
Tahap pertemuan
akhir/balikan
Tahap akhir dari
siklus supervisi klinis adalah analisis pasca pertemuan (post observation).
Supervisor mengevaluasi hal-hal yang telah terjadi selama observasi dan seluruh
siklus proses supervisi dengan tujuan untuk meningkatkan performansi guru.
Pertemuan akhir merupakan diskusi umpan balik antara supervisor dan guru.
Suasana pertemuan sama dengan suasana pertemuan awal yaitu suasana akrab penuh
persahabatan, bebas dari prasangka, dan tidak bersifat mengadili. Supervisor
memaparkan data secara objektif sehingga guru dapat mengetahui kekurangan dan
kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang menjadi dasar dari
balikan terhadap guru adalah kesepakatan tentang item-item observasi yang telah
dibuat, sehingga guru menyadari tingkat prestasi yang dicapai. Secara lebih
konkrit langkah-langkah pertemuan akhir sebagai berikut:
a.
Supervisor menanyakan perasaan
guru selama proses observasi berlangsung untuk menciptakan suasana santai agar
guru tidak merasa diadili.
b.
Supervisor memberikan penguatan
kepada guru yang telah melaksanakan pembelajaran dalam suasana penuh
persahabatan sebagaimana pertemuan awal.
c.
Supervisor bersama-sama guru
membicarakan kembali kontrak yang pernah dilakukan mulai dari tujuan pengajaran
sampai evaluasi pengajaran.
d.
Supervisor menunjukkan data hasil
observasi yang telah dianalisis dan diinterpretasikan, kemudian memberikan
waktu pada guru untuk menganalisis data dan menginterpretasikan, selanjutnya
didiskusikan bersama.
e.
Menanyakan kembali perasaan guru
setelah mendiskusikan hasil analisis dan interpretasi data hasil observasi, dan
meminta guru menganalisis proses dan hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh
siswa.
f.
Bersama-sama guru, supervisor
membuat kesimpulan tentang hasil pencapaian latihan pembelajaran yang telah
dilakukan dan pada akhir pertemuan sudah direncanakan pembuatan tahapan
kegiatan supervisi klinis selanjutnya.
Tahap pertemuan
akhir/balikan bukan akhir dari kegiatan supervisi klinis untuk selamanya,
supervisor mendorong guru untuk merencanakan hal-hal yang perlu diperhatikan
pada kesempatan berikutnya.
Pada prinsipnya
setiap guru harus disupervisi secara periodik dalam melaksanakan pembelajaran.
Jika jumlah guru cukup banyak, kepala sekolah dapat meminta bantuan wakil
kepala sekolah atau guru senior untuk membantu melaksanakan supervisi. Dengan
demikian, jika bidang studi guru terlalu jauh, dan kepala sekolah merasa sulit
memahami, kepala sekolah dapat meminta bantuan kepada guru senior yang memiliki
latar belakang bidang studi yang sama dengan guru yang ingin disupervisi.[13]
C.
Tips
dan Trik dalam Pelaksanaan Supervisi Klinis
Terdapat
beberapa tips dan trik yang harus diperhatikan kepala sekolah dalam
melaksanakan supervisi klinis sebagaimana yang diuraikan di atas. Tips dan trik
tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.
Membangun
Kesadaran
Setiap
guru dan staf sekolah lainnya harus menyadari tugas dan fungsinya
masing-masing; bahwa mereka memiliki peran penting dalam mengembangkan
pribadi-pribadi peserta didik. Harus disadari bahwa pengembangan pribadi
peserta didik ini merupakan suatu proses penyiapan generasi bangsa, sehingga
bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat, yang bisa bersaing, bersanding,
bahkan bertanding dengan negara-negara lainnya.
2.
Meningkatkan
pemahaman
Setelah
setiap guru memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tugas dan fungsinya masing-masing,
langkah berikutnya adalah meningkatkan pemahaman mereka agar dapat melaksanakan
tugas dan fungsinya tersebut dengan baik dan efektif. Melalui pemahaman yang
baik akan sangat membantu guru dalam mengembangkan standar kompetensi dan
kompetensi dasar sesuai dengan bidangnya masing-masing.
3.
Kepedulian
Tips
dan trik berikutnya dalam menghadapi supervisi pendidikan adalah menumbuhkan
kepedulian di kalangan guru dan staf lainnya, sehingga mereka peduli terhadap
peserta didik dan lingkungannya. Kepedulian ini diharapkan akan menumbuhkan
sikap positif di kalangan guru dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
4.
Komitmen
Tips
keempat yang harus dilakukan guru dan staf lainnya dalam menghadapi supervisi
pendidikan adalah menumbuhkan komitmen yang tinggi dalam diri kita sebagai
guru, sehingga memiliki rasa aman, nyaman dan menyenangkan dalam mengemban
tugas dan fungsinya. Komitmen ini merupakan janji yang tinggi bahwa seseorang
akan mengabdi diri dalam dunia pendidikan dengan sungguh-sungguh dalam keadaan
yang bagaimanapun.[14]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Supervisi klinis merupakan pembinaan profesional yang dilakukan
secara sistematis kepada guru sesuai kebutuhan guru yang bersangkutan dengan
tujuan untuk membina keterampilan mengajarnya. Pembinaan itu dilakukan dengan
cara yang memungkinkan guru menemukan sendiri cara-cara untuk memperbaiki
kekurangannya sendiri (dalam suatu pengakuan yang jujur dan tulus)
2. Dalam
pelaksanaan supervisi klinis terdapat 3 tahap. Pada tahap pertemuan awal
terdapat kegiatan-kegiatan; pembahasan pemantapan hubungan antara guru dengan
supervisor, membuat perencanaan bersama. Pada tahapan terakhir dari supervisi
klinis terdapat kegiatan-kegiatan; analisis data hasil observasi, pertemuan
untuk mendiskusikan hasil observasi. Prosedur observasi klinis disebut “siklus”
karena ketiga tahapan itu merupakan suatu proses yang berkelanjutan, pada akhir
tahap ketiga (pertemuan balikan) sudah mulai dibicarakan bahan masukan (input)
untuk tahap pertama (pertemuan awal) pada siklus berikutnya.
3. Tips dan trik yang dilakukan supervisor dalam
melaksanakan supervisi klinis yaitu : membangun kesadaran, meningkatkan
pemahaman, kepedulian, dan komitmen.
B.
Saran
Setelah membaca
makalah ini, penulis menyarankan agar tidak hanya menjadikan makalah ini
sebagai satu-satunya sumber rujukan, tetapi juga mencari referensi lain yang
menyangkut pembahasan tentang supervisi klinis untuk lebih memahami tentang
supervisi klinis tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan,
Ary H.. Administrasi Sekolah: Administrasi Pendidikan Mikro. Cet. I;
Jakarta: Rineka Cipta, 1996
Mulyasa,
E.. Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah, Ed.I. Cet. III; Jakarta Bumi
Aksara, 2013
Pidarta,
Made. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan, Ed. I. Cet. I; Jakarta:
Bumi Aksara, 1992
Purwanto,
M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Cet. XXI; Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2012
Wahyudi.
Manajemen Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar (Learning
Organization). Cet.II; Bandung: Alfabeta, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar