PENGERTIAN
DAN TUJUAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Pada Jurusan Tarbiyah Program Studi Manajemen
Pendidikan Islam
Semester 6 Kelompok 4
DISUSUN OLEH KELOMPOK I
Danial
NIM: 02133206
Yusnali
Yusuf
NIM: 02133083
Muh.
Saifuddin Sarjun
NIM:
02133043
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN)
WATAMPONE
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem
manajemen pendidikan yang sentralistis tidak membawa kemajuan yang berarti bagi
peningkatan kualitas pendidikan pada umumnya. Dalam kasus-kasus tertentu,
manajemen sentralistis telah menyebabkan terjadinya kemandulan kreativitas pada
satuan pendidikan dan berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Untuk mengatasi
terjadinya stagnasi dibidang pendidikan ini diperlukan adanya paradigma baru di
bidang pendidikan.
Seiring
bergulirnya era otonomi daerah, terbukalah peluang untuk melakukan reorientasi
paradigma pendidikan menuju kearah desentralisasi pengelolaan pendidikan.
Peluang tersebut semakin tampak nyata setelah dikeluarkannya kebijakan mengenai
otonomi pendidikan melalui strategi pemberlakuan manajemen berbasis sekolah
(MBS). MBS bukan sekedar mengubah pendekatan pengelolaan sekolah dari yang
sentralistis ke desentralistis, tetapi lebih dari itu melalui MBS maka akan
muncul kemandirian sekolah.
Dalam makalah
yang sederhana ini, penulis mencoba menjelaskan tentang pengertian dari
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) itu sendiri, serta apa tujuan dari pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) tersebut. Jadi, makalah ini khusus hanya
membahas tentang pengertian dan tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
dari latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1.
Apa pengertian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
?
2.
Apa saja tujuan dari pelaksanaan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) ?
C.
Tujuan Masalah
Dari rumusan
masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari permasalahan tersebut adalah:
1.
Untuk mengetahui pengertian Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS).
2.
Untuk mengetahui tujuan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS).
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
Manajemen Berbasis Sekolah terdiri dari tiga
kata, yaitu manajemen, berbasis dan sekolah. Kata manajemen berasal dari bahasa
Inggris “Management” yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan,
pengelolaan, dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia, kata ini diartikan
sebagai proses merencanakan dan mengambil keputusan, mengorganisasikan,
memimpin dan mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik dan informasi
guna mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif atau
proses dengan mana pelaksanaan dari pada suatu tujuan tertentu diselenggarakan
dan diawasi. Manajemen juga berarti keterampilan dan kemampuan untuk memperoleh
hasil melalui kegiatan bersama orang lain dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
Kata berbasis adalah akar kata dari kata basis
yang berarti dasar, pokok dasar atau pangkalan. Sedang sekolah adalah salah
satu institusi manusia terpenting tempat proses belajar mengajar berlangsung.
Lembaga ini mengajar anak didik membaca, menulis, dan keterampilan dasar
lainnya yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, penulis dapat menarik konklusi
bahwa Manajemen Berbasis Sekolah adalah pemberian wewenang kepada sekolah untuk
dapat mengelola sumber daya yang terdapat didalamnya secara mandiri dengan
melibatkan semua person untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengertian Manajemen Berbasis Sekolah menurut
para ahli, antara lain :
1.
Eman Suparman mengatakan bahwa Manajemen
Berbasis Sekolah dapat didefinisikan sebagai penyerasian sumber daya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah atau untuk mencapai
tujuan mutu sekolah dalam pendidikan nasional.
2.
Djam’an satori mengatakan bahwa Manajemen
Berbasis Sekolah merupakan gagasan yang menempatkan kewenangan pengelolaan
sekolah dalam satu kebutuhan entitas sistem. Didalamnya terkandung adanya
desentralisasi kewenangan yang diberikan kepada sekolah untuk membuat
keputusan.
3.
Lunenberg dan Ornstein mengemukakan bahwa MBS
merupakan suatu perubahan bagaimana sekolah mengatur kewenangan dan tanggung
jaab antara daerah dengan sekolah-sekolah.
4.
Peterson mengartikan MBS sebagai strategi untuk
meningkatkan pendidikan melalui pelimpahan wewenang dari pusat dan daerah
kepada sekolah secara individual.
5.
Kranz memandang MBS sebagai suatu bentuk desentralisasi
yang memposisikan sekolah sebagai unit dasar pengembangan yang bergantung pada
redistribusi otoritas pengambilan keputusan.
6.
Puslitbang Pendidikan Agama RI, mengatakan Manajemen
Berbasis Sekolah atau dikenal dengan istilah “school based manajemen” adalah
model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah dan
mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung
semua warga sekolah sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan pemerintah
pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten / kota .
7.
Paul Suparno dkk mengartikan MBS sebagai pengkoordinasian
dan penyerasian sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan
melibatkan semua unsur kepentingan yang terkait dengan sekolah secara langsung
dalam proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah.
B.
Tujuan
Manajemen Berbasis Sekolah
Menurut E.
Mulyasa mengatakan MBS yang ditandai dengan otonomi sekolah dan pelibatan
masyarakat merupakan respon pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul di
masyarakat, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan peningkatan efisiensi diperoleh antara lain melalui keleluasaan
pengelolaan sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi sementara
peningkatan mutu dapat diperoleh antar lain melalui partisipasi orang tua
terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah di kelas, berlakunya sistem
insentif dan disinsentif. Peningkatan pemerataan antara lain diperoleh melalui
peningkatan partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih berkonsentrasi
pada kelompok tertentu. Hal ini
dimungkinkan karena pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang
tinggi terhadap sekolah.
Nurkholis
menyebutkan tujuan utama MBS adalah meningkatkan kinerja sekolah dan terutama
meningkatkan kinerja belajar siswa menjadi lebih baik . Menurut Tim Pokja MBS Jawa
Barat, implementasi MBS memiliki tujuan sebagai berikut:
1.
Meningkatkan mutu pendidikan melalui
kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya
yang tersedia
2.
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan
bersama.
3.
Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada
orang tua, sekolah dan pemerintah tentang mutu sekolah.
4.
Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah
untuk pencapaian mutu pendidikan yang diharapkan.
Adapun menurut E. Mulyasa, implementasi
Manajemen Berbasis sekolah (MBS) bertujuan sebagai peningkatan efisiensi antara
lain diperoleh melalui keleluasaan pengelola sumber daya partisipasi masyarakat
dan penyederhanaan birokrasi, peningkatan mutu dapat diperoleh melalui
partisipasi orang tua terhadap sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan
kelas, berlakunya sistem intensif dan disensitif, peningkatan pemerataan
pendidikan antara lain diperoleh melalui partisipasi masyarakat memungkinkan
pemerintah lebih berkonsentrasi pada kelompok tertentu. Hal ini dimungkinkan
pada sebagian masyarakat tumbuh rasa kepemilikan yang tinggi terhadap sekolah.
Menurut Kustini Hardi, ada tiga tujuan diterapkannya
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), yaitu sebagai berikut:
1.
Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama
guru dan unsur komite sekolah dalam aspek Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)
untuk meningkatkan mutu sekolah.
2.
Mengembangkan kemampuan kepala sekolah bersama
guru dan unsur komite sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran aktif dan
menyenangkan, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat setempat.
3.
Mengembangkan peran serta masyarakat yang lebih
aktif dalam masalah umum persekolahan dari unsur komite sekolah dalam membantu
peningkatan mutu sekolah.
Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa
tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah peningkatan mutu pendidikan,
yaitu dengan memandirikan sekolah untuk mengelola lembaga bersama pihak-pihak
terkait (guru, peserta didik, masyarakat, wali murid, dan instansi lain)
sehingga sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi menunggu instruksi dari atas
dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan pendidikan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manajemen Berbasis Sekolah adalah pemberian
wewenang kepada sekolah untuk dapat mengelola sumber daya yang terdapat
didalamnya secara mandiri dengan melibatkan semua person untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) adalah
peningkatan mutu pendidikan, yaitu dengan memandirikan sekolah untuk mengelola
lembaga bersama pihak-pihak terkait (guru, peserta didik, masyarakat, wali
murid, dan instansi lain) sehingga sekolah dan masyarakat tidak perlu lagi
menunggu instruksi dari atas dalam mengambil langkah-langkah untuk memajukan
pendidikan.
B.
Saran
Penulis menyarankan agar tidak hanya berfokus pada makalah ini saja
yang akan dijadikan acuan atau patokan. Tetapi, carilah referensi yang lain
kalau perlu sebanyak-banyaknya agar mendapatkan informasi yang banyak pula.
Karena semakin banyak informasi yang kita dapat maka semakin banyak pula ilmu
yang kita dapat serta dapat membandingkan pendapat satu dengan pendapat
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar.
Pokok-pokok Manajemen: Pengetahuan Praktis bagi Pimpinan dan Eksekutif. Cet, II; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003
Hardi, Kustini. Implementasi Konsep MBS di Sekolah, dalam http//:www.batampos.html
Miniarti, Sri. Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan
Secara Mandiri. Cet. II; Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2012
Mulyasa, E.. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi. Bandung: Rosdakarya, 2004
Mulyono. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan.
Cet. I; Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2008
.
BalasHapus